Pengelolaan sumber daya kelautan meliputi pemantauan dan pemanfaatan samudra dan laut kita. Ini termasuk konservasi, restorasi, lingkungan perairan, penelitian air dan air tawar, serta program perikanan. Peran utama organisasi-organisasi ini adalah untuk mendukung penelitian ilmiah dengan memastikan bahwa data ilmiah yang memadai dikumpulkan dan dikelola untuk penelitian, pengembangan, penilaian, dan rekomendasi kebijakan. Banyak individu di bidang ini memiliki gelar sains interdisipliner yang beragam dan dapat dipekerjakan oleh berbagai industri, lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi sipil. Mereka biasanya bekerja sebagai manajer, ilmuwan, pemantau, dan pelestari sumber daya laut.
Ada dua komponen utama yang membentuk pengelolaan sumber daya laut. Ini adalah konservasi laut dan pengelolaan lingkungan laut. Fungsi utama dari konservasi laut adalah untuk menjamin keseimbangan ekologi dan keanekaragaman hayati lingkungan perairan. Beberapa upaya konservasi laut fokus pada ekosistem laut seperti kehidupan laut, habitatnya, dan persediaan makanannya. Lainnya mencoba untuk melestarikan atau memperkenalkan kembali spesies yang telah punah karena campur tangan manusia atau penyebab alami. Konservasi laut dan pengelolaan lingkungan laut diperlukan untuk menjaga keseimbangan ekologi dan kekayaan hayati lingkungan perairan kita.Komponen penting lainnya dari pengelolaan sumber daya kelautan adalah perencanaan pesisir dan kelautan. Pengelolaan sumber daya pesisir dan laut berkaitan dengan isu-isu yang mempengaruhi wilayah pesisir dan laut yang meluas ke perairan internasional dan sekitarnya. Contoh masalah yang perlu dipertimbangkan dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan laut termasuk undang-undang akses dan penetasan, pengerukan, peraturan berperahu dan berlabuh, tindakan larangan, proyek pekerjaan umum, perlindungan spesies yang terancam punah, penilaian lingkungan, dan peraturan zonasi. Pengelolaan sumber daya pesisir dan laut juga melibatkan evaluasi risiko yang ditimbulkan oleh kondisi lingkungan, seperti banjir pesisir, angin topan, badai, perubahan pasang surut, penyakit karang, penangkapan ikan berlebihan, polusi, karang yang terancam punah, tekanan penangkapan ikan, dan pencemaran bahan kimia.
Ada tiga komponen utama pengelolaan sumber daya laut: konservasi, peningkatan, dan pengelolaan. Upaya konservasi pengelolaan sumber daya laut bertujuan untuk membuat ekosistem pesisir dan laut sesehat mungkin, dengan mengurangi pencemaran, mengendalikan penangkapan ikan yang berlebihan, mencegah kerusakan lingkungan yang parah, dan meningkatkan kualitas ekosistem. Banyak spesies laut bergantung pada proses alami tertentu untuk bertahan hidup; misalnya, tiram membutuhkan kalsium yang terkandung dalam cangkang tiram. Penangkapan ikan yang berlebihan dapat menghabiskan lapisan cangkang ini dan secara serius mengancam keberlanjutan organisme yang rentan ini. Selain itu, berbagai bentuk metode penangkapan ikan dapat menimbulkan dampak negatif yang serius terhadap ekosistem, seperti penurunan tingkat reproduksi, gangguan pola migrasi, pencemaran air, perubahan kadar garam, dan perusakan habitat perairan.
Kegiatan peningkatan ditujukan untuk meningkatkan sumber daya laut dalam konteks seluruh ekosistem. Salah satu contoh kegiatan peningkatan adalah penciptaan bentang laut. Bentang laut dicirikan oleh fitur alami dan buatan yang membantu menciptakan landmark visual yang memotivasi orang untuk datang ke wilayah tersebut atau mengunjungi alam. Untuk wilayah pesisir, penting untuk menciptakan pemandangan laut yang menarik secara visual untuk menarik pengunjung dan menciptakan tempat khusus untuk mereka alami. Misalnya, pembuatan taman nasional atau cagar alam adalah cara lain untuk meningkatkan pengelolaan laut.Contoh lain adalah perlindungan mamalia laut. Ada banyak faktor yang membahayakan mamalia laut, termasuk aktivitas manusia seperti penangkapan ikan yang berlebihan dan polusi. Banyak pengelola sumber daya pesisir bekerja untuk membangun kawasan lindung laut. Kawasan lindung ini mungkin tidak hanya menawarkan perlindungan dari elemen eksternal yang berbahaya, tetapi juga menyediakan rumah yang aman bagi banyak mamalia laut, yang akan memungkinkan keanekaragaman hayati dan proses biologis berkembang di lingkungan alami mereka.Sebagaimana dikemukakan di atas, ada banyak isu penting terkait pengelolaan sumber daya laut, di antaranya adalah pengelolaan mamalia lingkungan laut yang terancam punah. Selain ancaman yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia, perusakan habitat laut oleh proses alami seperti perubahan iklim dan campur tangan manusia merupakan ancaman penting lainnya bagi mamalia lingkungan laut. Untuk itu, penting bagi otoritas pengelolaan pesisir untuk melindungi mamalia laut tertentu di laut. Misalnya, paus pembunuh penduduk selatan, bersama dengan anjing laut gajah Afrika dan Paus Kanan Selatan, dilindungi di bagian-bagian tertentu dari wilayahnya masing-masing. Selain itu, banyak spesies mamalia laut lainnya termasuk echidna Australia, lumba-lumba Hector, penyu hijau dan kura-kura Galapagos dilindungi di bagian tertentu dari lautan masing-masing.
Masalah utama lainnya adalah penangkapan ikan yang berlebihan. Penangkapan ikan yang berlebihan terjadi ketika terlalu banyak orang yang mencoba menikmati memancing. Hal ini sering terjadi untuk melestarikan lingkungan alam tertentu. Misalnya, Pemerintah Belize melarang penangkapan ikan komersial di perairan nasionalnya pada tahun 2021. Hal ini dilakukan untuk menjaga lingkungan laut yang sehat serta mencegah penangkapan ikan yang berlebihan dan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh praktik penangkapan ikan oleh manusia.