Penyebab Polusi Udara, Meningkatnya jumlah kontaminan di udara telah menghasilkan udara baru yang lebih bersih yang tiada duanya. Namun, tidak semua polutan udara berbahaya bagi kesehatan Anda. Beberapa penyebab polusi udara sebenarnya bisa baik untuk kesehatan Anda juga. Oleh karena itu, pengetahuan tentang penyebab pencemaran udara menjadi penting. Pertama, kita harus melalui penyebab utama polusi udara sehingga kita dapat memahami efeknya pada kita.
Karbon Dioksida yang Dipancarkan dari Pembangkit Listrik: Sebagian besar karbon dioksida yang dilepaskan di atmosfer berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti bensin dan batu bara. Ini juga menghasilkan pembentukan belerang dioksida, yang menyebabkan stratosfer memanas. Ini berbahaya bagi lapisan ozon. Banyak masalah pernapasan seperti asma telah dikaitkan dengan pengaruh karbon dioksida yang dilepaskan di udara. Ada banyak polutan udara lainnya seperti nitrogen oksida, sulfur oksida, dan partikel yang juga disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.
Nitrogen Oksida dan Sulfur Dioksida yang Dipancarkan dari Kilang: Serupa dengan karbon dioksida, oksida belerang dan nitrogen oksida juga ditemukan di udara. Mereka terjadi karena pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna. Sulfur dioksida adalah polutan yang lebih kuat daripada karbon dioksida. Hal ini menyebabkan peningkatan beberapa jenis kabut asap di lingkungan alam. Ini adalah salah satu dari dua polutan utama kesehatan manusia, yaitu ozon dan partikel. Kedua jenis polutan ini cenderung merusak lingkungan alam dan dengan demikian merupakan penyebab utama pencemaran lingkungan.
Pemanasan Global: Polusi udara yang disebabkan oleh pemanasan global menjadi ancaman besar bagi ekosistem dan atmosfer dunia. Menurut NASA, “pada tahun 2100, suhu di seluruh dunia akan semakin tidak nyaman bagi manusia.” Karena tidak dapat dihentikan oleh manusia, maka sangat penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Menghentikan pemanasan global sangat penting karena memiliki kemampuan untuk secara radikal mengubah iklim dan curah hujan, menciptakan perubahan lingkungan yang drastis yang dapat mengganggu kehidupan manusia. Hal ini dianggap sebagai salah satu dari tiga ancaman terbesar bagi keberadaan bumi.
Penipisan Lapisan Ozon: Polusi udara yang disebabkan oleh oksidasi nitrogen oksida dan sulfat disebabkan oleh penipisan lapisan ozon. Produksi berlebihan nitrogen oksida dan sulfat melalui reaksi kimia menyebabkan disintegrasi lapisan ozon. Sinar ultraviolet yang dihasilkan oleh sinar matahari menembus lapisan ozon, merusak strukturnya. Sebagai hasil dari radiasi UV ini, bahan kimia reaktif seperti nitrogen oksida dan sulfat menghasilkan panas, membuat lingkungan cocok untuk pertumbuhan bakteri, yang mengarah pada proliferasi spora beracun.
Hujan Asam: Hujan asam adalah hasil dari penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan yang melepaskan sejumlah besar zat asam di atmosfer. Gas pembentuk asam yang paling umum adalah karbon dioksida, belerang dioksida dan dinitrogen oksida. Efek yang ditimbulkan oleh hujan asam di atmosfer adalah pendinginan yang cepat dan melemahnya atmosfer. Hujan asam dianggap sebagai tantangan paling signifikan bagi keberadaan bumi, karena mempercepat pemanasan global.
Peningkatan Penyebab Polusi: Penyebab utama polusi udara lainnya adalah emisi karbon dioksida, klorofluorokarbon, dan metana. Efek utama dari gas-gas ini adalah pemanasan atmosfer bumi. Akibatnya, awan dapat tumbuh menjadi semburan awan yang menyebabkan hujan lebat. Pemanasan global yang disebabkan oleh karbon dioksida adalah alasan terbesar peningkatan konsentrasi ozon di atmosfer. Penipisan lapisan ozon, akibat emisi UV yang tinggi menyebabkan kerusakan parah pada lapisan ozon, membuatnya tipis dan tidak stabil.
Peningkatan Polusi Udara Dalam Ruangan: Seperti yang telah dibahas sebelumnya, salah satu penyebab polusi udara lainnya adalah pelepasan klorofluorokarbon dan gas rumah kaca lainnya. Ini biasanya ditemukan dalam emisi yang berasal dari mobil. Knalpot mobil mengandung lebih banyak klorofluorokarbon daripada gabungan udara, tanah, tumbuhan, dan hewan. Akibatnya, konsentrasi gas-gas ini di atmosfer meningkat. Lebih buruk lagi, para peneliti telah menemukan bahwa orang yang sering menggunakan transportasi umum lebih mungkin terkena dampak ini daripada mereka yang tidak.