Setiap mobil wajib memakai bahan bakar yang tepat sinkron menggunakan spesifikasi mesinnya. Rasio kompresi mesin menentukan bahan bakar yg sempurna buat dipergunakan. Penggunaan bensin yang tidak sempurna adalah pemborosan dan bisa menimbulkan suara ‘knocking’ atau ‘ping’ dari mesin kendaraan beroda empat. Itu sebabnya memilih bahan bakar yg tepat buat kendaraan beroda empat Anda sangat krusial.
Apa Itu Oktan?
angka oktan ialah ukuran standar yg membagikan tekanan maksimum yg diperbolehkan pada ruang bakar sebelum bensin terbakar secara spontan. adonan udara serta bahan bakar pada ruang bakar mesin bisa terbakar secara impulsif sebelum penyalaan sang busi. angka oktan yang lebih rendah berarti saat yg lebih usang bagi bensin buat terbakar secara spontan. Pembakaran yg tidak spontan menyebabkan suara ketukan atau ping dari mesin kendaraan beroda empat. Ini wajib dihindari dengan harga berapa pun dengan memakai bensin oktan lebih tinggi. Anda bisa memilih bahan bakar yang sempurna buat mobil Anda berdasarkan angka oktan yg disarankan yg sinkron dengan rasio kompresi mesin mobil Anda. Mesin dengan rasio kompresi tinggi disarankan memakai bensin oktan tinggi.
Apa itu Rasio Kompresi?
Rasio kompresi ialah rasio volume silinder waktu piston berada di titik tewas atas terhadap titik tewas bawah. Rasio kompresi yang lebih tinggi membuat partikel udara dan bahan bakar terkompresi dalam kepadatan yang lebih akbar dan tekanan tinggi, sebagai akibatnya lebih poly bahan bakar yg dibakar. Ambil mesin bensin 4 silinder dengan masing-masing silinder berisi 500 cc menjadi contoh. waktu piston berada di titik tewas bawah, setiap silinder terisi penuh dengan 500 cc udara dan bensin, namun ketika piston berada di titik meninggal atas, volumenya sebagai 50 cc. merupakan rasio kompresinya 1:10.
87 oktan
Ini dianggap bensin biasa di Amerika serta negara lain. di Indonesia, bensin biasa beroktan 88 yang dikenal dengan bensin Premium. Bensin dengan nomor oktan ini cocok buat mesin dengan rasio kompresi 7:1 sampai 9:1.
90 oktan
pada Indonesia, bensin menggunakan nomor oktan ini bermerek Pertalite yg mengagumkan buat mesin menggunakan rasio kompresi 9:1 sampai 10:1.
92 oktan
Bensin dengan angka oktan ini dikenal di Indonesia menggunakan merek Pertamax (diproduksi sang Pertamina), Super (diproduksi oleh Shell), serta Primax (diproduksi oleh Petronas). Bensin jenis ini disarankan buat mesin mobil dengan rasio kompresi 10:1 hingga 11:1.
95 oktan
Bensin menggunakan nomor oktan ini dikenal pada Indonesia dengan merek Pertamax Plus (diproduksi sang Pertamina), Super Extra (diproduksi oleh Shell), dan Primax (diproduksi sang Petronas). Bensin jenis ini disarankan buat mesin kendaraan beroda empat dengan rasio kompresi 11:1 hingga 12:1. Pertamax Plus telah tidak diproduksi lagi waktu ini serta digantikan oleh Pertamax Turbo beroktan 98.
98 oktan
pada Indonesia, bensin dengan angka oktan ini bermerek Pertamax Turbo (produksi Pertamina) dan disarankan buat mesin menggunakan rasio kompresi pada atas 12:1. Harganya relatif terjangkau buat bensin oktan 98.
Berikut beberapa dampak Jika Anda menggunakan bahan bakar yang tidak sesuai menggunakan rasio kompresi mesin:
waktu mesin menggunakan rasio kompresi tinggi diberi bensin beroktan lebih rendah, akan berdampak buruk di mesin serta kinerjanya.
saat mesin dengan rasio kompresi rendah diberi bensin oktan lebih tinggi, akan boros sebab bahan bakar tak akan terbakar secara optimal, membentuk energi minimum tetapi menggunakan polusi maksimum. Bahan bakar beroktan lebih rendah praktis menguap serta terbakar dibandingkan dengan bahan bakar beroktan lebih tinggi.
sebaiknya mesin kendaraan beroda empat menggunakan rasio kompresi rendah memakai bensin dengan angka oktan rendah. Memaksa mesin buat mengkonsumsi bensin oktan lebih tinggi hanya akan menghasilkan hasil yg buruk . Bahan bakar tidak terbakar dengan baik selama proses pembakaran, sebagai akibatnya mengakibatkan hilangnya tenaga. impak lainnya termasuk tingginya taraf polutan yang dimuntahkan sang kendaraan beroda empat.
saat mesin menggunakan rasio kompresi tinggi menggunakan bahan bakar oktan lebih rendah, bensin di ruang bakar akan dinyalakan sebelum busi menyala, yg disebut pre-ignition. Selain menyebabkan energi yg tidak maksimal , hal ini juga membentuk emisi bahan bakar yg tinggi serta dapat menghambat komponen utama mesin.